Jelang Ramadhan, Harga Sembako Naik 25 Persen
Penulis-Bulukumba (Pb)-RB. Muhammad Arfah, Kasi Retribusi dan Pemantauan Harga, saat ditemui di ruang kerjanya kemarin, 29 juni, mengungkapkan seiring kenaikan harga gula yang melonjak 25 persen, pihak distributor gula yang bekerjasama dengan Dinas Koprasi, UMKM, Perdagangan, Perindustrian dan Pertambangan (Diskoptamben) akan melakukan operasi pasar (OP) pada ramadan mendatang.
" Rencananya pihak distributor gula akan mengadakan pasar murah dan kami hanya mempersiapkan lokasi dan tendanya, saat pasar murah digelar," ujar Arfah.
Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk upaya dalam pemantauan harga. Namun jika disesuaikan dengan fungsi Diskoptamben, kata Arfah hanya meliputi pemantauan ketersediaan sembako, yang diartikan menjembatangi antara produsen dan konsumen.
" Harga tergantung pada mekanisme pasar, jika barang tersebut suplai dari luar kabupaten maka kami hanya memantau ketersediaannya saja karena kami tidak memiliki wewenang untuk menentukan harga sembako," jelasnya.
Operasi pasar, hanya dapat dilakukan jika sembako pada komuniti tertentu mangalami kenaikan harga 20 hingga 40 persen. Jika sembako tersebut termasuk pasar bebas maka harga tidak dapat dikontrol oleh disperdag. Harga sembako tergantung pada ketersediaan stok dan permintaan masyarakat.
" jika permintaan konsumen tinggi maka harga akan naik dan jika permintaan konsumen menurun maka hargapun ikut turun, itulah yang dikatakan mekanisme pasar," katanya.
Sementara itu, diapun menambahkan, dalam rangka meningkatkan kesadaran pedagang seharusnya sembako komuniti biji yang besar tidak menggunakan takaran tapi timbangan termasuk dengan komuniti buah-buahan.
" Kalau biji yang besar seperti kentang atau bawang diliter, hasilnya tidak sama jika ditakar kembali karena akan ada ruang hampa, oleh sebab itu sebaiknya menggunakan timbangan," tutpnya. (jar)
0 komentar