Marak Peredaran Petasan Di Desa

Penulis-Bulukumba (Pb). Larangan polisi untuk tidak menperjual belikan petasan dan menggunakannya di bulan suci ramadhan tidak di indahkan beberapa pedagan dan warga yang ada di Kabupaten Bulukumba, pasalnya peredaran petasan dari berbagai jenis dan ukuran saat ini marak terjadi di Kabupaten Bulukumba.

Salah satu contoh,Desa Bontoyeleng dan Pallambarae kecamatan Gantarang, beberapa warga dengan terang-terangan menperjual belikan pretasan dalam berbagai bentuk kepada warga yang ada di Desa tersebut, keluhan warga di akibatkan masih banyaknya letusan petasan saat masyarakat sedan menjalankan sholat tarawih.

Peredaran Petasan dibeberapa desa di kecamatan gantarangm dan beberapa kecamatan lainya, di akibatkan tidak adanya ketegasan dari pihak pemerintah setempat dan aparat kepolisian untuk melakukan razia dan menberikan himbauan kepada para warga yang ada di desa untuk tidak menperjual belikan petasan di dalam bulan suci ramadhan.

Salah seorang warga, Didi, kepada Harian Radar Bulukumba, kamis (4/8) mengatakan, kalau dirinya bersama dengan temanya mudaah mendapatkan petasan di desa dari pada petatasan yang di jual di kota Kabupaten Bulukumba, selain jauh dari pantauan pihak kepolisian, juga mudah di dapatkan dan harganya juga sama dengan harga petasan yang di jual di toko-toko saat ini.

Dedi mengatakan kalau harga petasan yang di beli, dari salah seorang warga di Desa Bontoyeleng Kecamatan Gantarang, berpareasi tergantung dari jenis dan bentuk petasan tersebut, harga bisa mencapai Rp, 200 ribu persatu buah petasan tergantung dari ukuran dan jenis petasan trsebut.

Salah seorang jamaah masjid, Rukmina mengatakan, kalau selama bulan ramdhan ini selama itu pula terjaadi ledakan petasan, baik didekar tempat ibadah, bahkan di depan rumah-rumah milik warga yang di desa tersebut, dan masalah ini bukan hanya terjadi di Bulukumba, bahkan di beberapa masjid yang ada di Kabupaten Bulukumba. (r1)
--------------------------------
KETFOT.

MELAPOR: Dwi Manja Sari saat melaporkan perbuatan suaminya sendiri Ismail Agam kekantor Polres Bulukumba, kamis (4/8), dalam dugaan penganiyaan yang di lakukan terhadap dirinya Selasa (2/8) lalu.

Marah Anak, IRT Dianiaya Suami

BULUKUMBA-RB. Dwi Manja Sari Binti Halakin (25) ibu rumah tanggan (ITR) warga Jalan Lanto daeng Pasewan Kelurahan Loka Kecamatan Ujung Bulu, mengalami luka memar dan sakit di bagian leher, setelah suaminya sendiri Ismail Agam Bin Agam (38) tahun memukul dan mencekek leher korban sampai korban kesakitan dan minta tolong Selasa (2/8) sekira pukul 19:00 wita dan kejadian ini baru di laporkan Kamis (4/8).

Korban  Dwi Manja, kepada harian Radar Bulukumba, di Mapolres Bulukumba, mengatakan, kalau kejadian berawal saat dirinya bersama dengan anaknya untuk bermain, namun karena korban kesal karena anak semata wayangnya di marahi sama ibunya sehingga pelaku melampiasakan kemarin dengan memukul dirinya selama beberapa kali, akhirnya di cekek leher saya

" saya tidak tau kenapa saya lansung di pukul padahal saya tidak merasa peranh melakukan kesalahan terhadap dia, dan ini bukan perrama kalinya di lakukan di DPRD Bulukumba" ujar Dwi manja.

Dwi Manja mengatakan, kalau kelakuan suaminya Ismail agam yang sering memukul dirinya saat berada di rumannya, dan diduga kuat saat usai melakukan pemukulan tersebut tersangka lansung meninggalkan dirinya bersama dengan anaknya, dan hal ini bukan kali ini saja di lakukan, bahkan sudah berulan kali di lakukan.

Dwi mengatakan, dirinya memarahi anaknya karena saat itu anaknya sedan melakukan hal yang seharusnya tidak di lakukan sejak dni, karena akan menjadi penbawaaan di hari tua, sehingga dalam hal ini dirinya merasa kesal dan memarahi anaknya dan tiba-tiba suaminya datang dan memukul dan mencekik korban.

dalam peristiwa ini korban Dwi mengaku mengalami luka memar di beberapa bagian ditanganya dan rasa sakit juga dirasakan di bagian leher korban karena selain di pukul korban juga di cekek oleh pelaku.

Sementara itu Kepala Unit Ka SPK Polres Bulukumba, Aiptu. Mulyadi kamis (4/8) membenarkan hal tersebut kalau telah terjadi kasus pemukulan terhadap IRT yang di lakukan oleh suaminya sendiri dan polisi telah menberikan surat pengantar visum kepada korban untuk di lakukan visum di RSUD Andi. Sultan daeng radja, dan kasus ini masih dalam proses penyelidikan" katanya. (r1)
------------------------------------
Warga Minta Pelaku Pembiusan Ikan DiSungai DiTindak

GANTARANG-RB. Aktivis pembiusan ikan di beberapa sugai di Gantarang, memasukai bulan kemarau saat ini sangat marak, dan pelaku terdiri dari beberapa warga yang menetap di lokasi yang secara terang-terangan melakukan pembiusan dengan menggujan herbisida yang di buang di muara sungai.

Informasi yang di himpun Harian Radar Bulukumba dalam beberapa pekan terahir aktivitas pembiusan ikan banyak terjad di Desa Bontoyeleng, Pallambarae dan beberapa desa yang ada di kecamatan Ujung loe yang saat ini kerap melakukan pem biusan ikan dengan cara menebar herbisida.

Beberapa warga yang merasa di rugikan dengan kegiatan pembiusan ikan tersebut, berencana akan menbawah kasus ini ke pihak kepolisian polres Bulukumba, dan akan melaporkan ke DPRD Kabupaten Bulukumba, terkait maraknya aktuivitas pembiusan ikan di gantarang dan beberapa kecamatan lainya.

Salah seorang warga Gantarang, Sahabuddin Kamis (4/8) kepada harian radar bulukumba, mengatakan, kalau aktivitas pembiusan ikan biasanya banyak terjadi pada saat memasuki musim kemarau, hal ini di lakukan, karena melihat kondisi aliran air di sungai mulai surut, sehingga resapan air sangat cepat, sehingga hingga ikan keracunan.

Selain itu Sahabuddin mengatakan, kalau diri nya sangat menyesalkan sikap pemerintah Kecamatan dan pihak kepolisian yang sampai saat ini belum ada tindkan tegas terhadap para warga yang melakukan pembiusan ikan di beberapa sungai yang ada di Gantarang, termasuk muara sungai bukit harapan, dan beberapa sungai lainya.

Salah seorang warga, Pardi kepada harian radar bulukumba, mengatakan, kalau dirinya pernah menggeluti pekerjaan melakukan pembiusan ikan di beberapa sungai di Gantarang, dan hasilnya sangat menjanjikan, hanya bermodalkan herbisida bisa mendapatkan keuntungan sampai ratusan rupiah dari ikan yang diambil dari pembiusan tersebut" ujar Pardi.

Sementara itu Kapolsek Gantarang, AKP. Sukimin Raja kepada harian Radar Bulukumba, mengatakan, kalau pihaknya belum mendapat informasi pasti terkait masalah aktivitas pembiusan ikan yang ada di beberapa muara sungai yang ada di kecamatan Gantarang kabupaten Bulukumba, dan kalau di temukan ada warga yang melakukan pembiuasan maka akan kami tindak" katanya. (r1)

------------------------------------------------------
Kasus Penganiyaan Warga Balibo Mengendap Di Polres

BULUKUMBA-RB. Kasus penganiyaan yang menimpa Lukman Bin H. Iddi (31) warga Desa Bontosungguh kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba pada minggu tanggal 26 Juni 2011 lalu, sampai saaat ini masih belum di tindak lanjuti oleh pihak penyidik polres Bulukumba.

Korban Lukman Bin H. Iddi saat bertandan ke Harian Radar Bulukumba Kamis (4/8) mengatakan kalau dirinya menpertayakan masalah status kasus yang menimpanya sampai saat ini terkesan tidak di tindak lanjuti oleh pihak penyidik polres Bulukumba.

kasus penganiyaan yang memimpa dirinya sampai saat ini masih belum ada kejelasan, padahal dirinya sudah tiga kali di panggil oleh penyidik selaku pelapor untuk dimintai keterangan, namun sampai saat ini polisi belum pernah memanggil pihak terlapor dalam hal ini Aco Bin H. Jumadi (30) warga Desa Padang kecamatan Gantarang.

pihak penyidik Polres Bulukumba, terkesan menutup-nutupi kasus ini, karena sampai saat ini belum ada tindak lanjut dari aparat kepolisian, kalau hal ini tidak segera ditindak lanjuti maka pihaknya berencana akan menbawah kasus ini ke Polda Sulselbar terkait kinerja polres Bulukumba.


Kejadian ini terjadi saat korban Lukman bersama dengan temanya pulang dari kebun, tiba-tiba salah seorang temanya Faisal (30) melaju kencang dan tiba-tiba menabrak mobil yang di kendarai oleh pelaku Aco, karena tidak terimah nAco bersama dengan temanya menganiyaan Faisal bersama dengan Korban Lukman sehingga mengalami luka serius dibagian kepala.(r1)





0 komentar