Parkir di Jalan, Warga Protes
Penulis-Bulukumba (Pb). Sebagian pengguna jalan meresahkan banyaknya pemilik kendaraan yang kerap memarkir kendaraannya di sembarang tempat. Khususnya bagi yang sering menggunakan badan jalan sebagai tempat parkir. Akibatnya, ruas jalan menjadi sempit dan dinilai justru akan membahayakan penggguna jalan lain yang melintas di jalan ini. Apalagi, perilaku buruk ini semakin sering terjadi tanpa adanya tindakan tegas dari jajaran satuan lalulintas Polres Bulukumba maupun dari Dinas Perhubungan setempat.
Hal ini diperparah dengan banyaknya kalangan remaja yang sering melakukan aksi ugal-ugalan di jalan raya. Belum lagi, mobil angkot juga menggunakan badan jalan semaunya yang menambah kesembrawutan jalan dan menjadi penyebebab munculnya kecelakaan. Perilaku tidak patuh pada rambu-rambu lalu lintas pun menjadi kebiasaan yang berulang setiap hari.
Pemilik toko yang membuat kendaraan parkir di depannya pun terkesan tidak peduli. Itu berdasarkan pantauan Harian Radar Bulukumba dimana hampir semua toko tidak memiliki areal parkir tersendi sehingga memaksa konsumennya memarkir kendaraan dimana saja. Kondisi paling parah khususnya di sepanjang ruas jalan Samratulangi atau tepatnya di depan Pasar Sentral Bulukumba.
Salah seorang warga yang sempat ditemui, Damayanti (34) mengatakan bahwa keberadaan kendaraan yang parkir sembarang tempat ini jelas mengganggu pemandangan dan merusak tata kota. Apalagi dengan membiarkan perilaku ini terus terjadi, maka akan semakin tinggi potensi kecelakaan. “Kendaraan yang parkir sembarangan itu perlu ditindak, bisa surat mobilnya ditahan. Di jalan kan memang tidak boleh jadi tempat parkir. Sehingga tidak salah jika ditindak,” kata ibu satu anak itu.
Selain itu, dia juga menyebut jika Kota Bulukumba saat ini sudah semakin simpang siur lalu lintasnya. Buktinya, kata dia dengan kendaraan yang terus bertambah banyak, tetapi tidak ada upaya untuk mengatur pengguna jalan atau pemilik kendaraan tersebut. Belum lagi, katanya pengendara yang parkir semaunya di jalan. "Padahal lebar jalan tidak bertambah. Ya, semakin simpang siur lah keadaannya,” katanya.
Hanya saja, Firman Wahyudi, seorang pengendara yang memarkir mobilnya di pinggir Jalan Samratulangi mengaku terpaksa parkir di pinggir jalan tersebut. Dia berkelik melakukan ini karena tidak ada lahan parkir yang tersedia. “Parkir sudah penuh, makanya di sini. Lagian saya parkirnya sebentar saja, toh orang juga banyak yang parkir di pinggir jalan,” ucapnya. (r1)
Hal ini diperparah dengan banyaknya kalangan remaja yang sering melakukan aksi ugal-ugalan di jalan raya. Belum lagi, mobil angkot juga menggunakan badan jalan semaunya yang menambah kesembrawutan jalan dan menjadi penyebebab munculnya kecelakaan. Perilaku tidak patuh pada rambu-rambu lalu lintas pun menjadi kebiasaan yang berulang setiap hari.
Pemilik toko yang membuat kendaraan parkir di depannya pun terkesan tidak peduli. Itu berdasarkan pantauan Harian Radar Bulukumba dimana hampir semua toko tidak memiliki areal parkir tersendi sehingga memaksa konsumennya memarkir kendaraan dimana saja. Kondisi paling parah khususnya di sepanjang ruas jalan Samratulangi atau tepatnya di depan Pasar Sentral Bulukumba.
Salah seorang warga yang sempat ditemui, Damayanti (34) mengatakan bahwa keberadaan kendaraan yang parkir sembarang tempat ini jelas mengganggu pemandangan dan merusak tata kota. Apalagi dengan membiarkan perilaku ini terus terjadi, maka akan semakin tinggi potensi kecelakaan. “Kendaraan yang parkir sembarangan itu perlu ditindak, bisa surat mobilnya ditahan. Di jalan kan memang tidak boleh jadi tempat parkir. Sehingga tidak salah jika ditindak,” kata ibu satu anak itu.
Selain itu, dia juga menyebut jika Kota Bulukumba saat ini sudah semakin simpang siur lalu lintasnya. Buktinya, kata dia dengan kendaraan yang terus bertambah banyak, tetapi tidak ada upaya untuk mengatur pengguna jalan atau pemilik kendaraan tersebut. Belum lagi, katanya pengendara yang parkir semaunya di jalan. "Padahal lebar jalan tidak bertambah. Ya, semakin simpang siur lah keadaannya,” katanya.
Hanya saja, Firman Wahyudi, seorang pengendara yang memarkir mobilnya di pinggir Jalan Samratulangi mengaku terpaksa parkir di pinggir jalan tersebut. Dia berkelik melakukan ini karena tidak ada lahan parkir yang tersedia. “Parkir sudah penuh, makanya di sini. Lagian saya parkirnya sebentar saja, toh orang juga banyak yang parkir di pinggir jalan,” ucapnya. (r1)
0 komentar